Sabtu, 18 Oktober 2008

Disiplin = kebutuhan atau siksaan

Adi....ayo belajar!!!!!


Begitulah kata-kata yang sering kudengar waktu masih sekolah SD sampai SMU. Tapi rasanya begitu berat untuk melaksanakan hal satu itu. Tapi beda kalau masalah bermain. Gak usah disuruh pun kadang kita langsung hilang. Mengapa kedua hal itu bisa terjadi.

Jadi ada dua pengertian yang saling bertolak belakang tentang pemahaman disiplin.
1. Disiplin merupakan suatu kebutuhan hidup
2. Disiplin merupakan suatu siksaan yang harus dihadapi.

Dari dua pengertian tersebut, dapat kita jelaskan satu persatu.

Disiplin merupakan suatu kebutuhan

Suatu aktivitas yang kita lakukan selama terus menerus akan merubah image kita tentang aktivitas tersebut. Sehingga kita akan menganggap aktivitas tersebut sebagai suatu kebutuhan. Begitu juga dengan disiplin, bila kita melakukan disiplin secara rutin dan teratur, maka kita akan merasakannya sebagai suatu kebutuhan. Bila ada orang yang terbiasa disiplin tetapi pada suatu waktu waktu tidak disiplin, maka dia akan merasa ada yang belum lengkap. Dan dalam kehidupan sekarang ini, orang yang selalu disiplin tinggi merupakan orang yang sukses. Contohlah pengusaha sukses, dalam melakukan aktivitas bisnis dan pekerjaannya selalu sesuai dengan peraturan yanga ada. Sehingga pekerjaan akan selesai tepat waktu, dan hasil yang diperoleh akan menjadi maksimal.

Disiplin merupakan suatu siksaan yang harus dihadapi
Untuk membedakan orang yang disiplin atau tidak disiplin itu tidaklah sulit. Suatu contoh, orang yang tidak disiplin tidak pernah tepat waktu baik dalam kehidupan pribadi, bermasyarakat, dan pekerjaannya. Dan kebanyakan orang yang tidak disiplin juga sangat membenci peraturan. Mereka mempunyai motto bahwa “peraturan dibuat untuk dilanggar”. Selain itu kita dapat melihat kehidupan orang yang tidak disiplin lebih berantakan dan tidak teratur. Sebab mereka merasa tersiksa untuk mengikuti peraturan yang ada. Dari semua hal di Apa menjadi orang yang disiplin atau menjadi orang yang berantakan hidupnya. Semua kembali pada pribadi setiap orang. atas, maka kita dapat memilih akan menjadi apa di dalam kehidupan kita ini.

Tidak ada komentar: